IKA UB Kaltim berkolaborasi dengan Kaltim Post dan Politeknik Negeri Samarinda menggelar kegiatan Rembuk Etam Goes to Campus dengan tema “Mengatasi Kekerasan pada Perempuan: Tantangan dan Solusi”.
LIMA tahun terakhir, Kaltim dibayangi tren peningkatan kasus kekerasan. Perempuan dan anak menjadi objek paling dominan. Tidak lagi terbatas pada lingkungan rumah tangga, namun merambah hingga lingkungan publik dan lembaga.
Di tengah rasa malu dan takut, korban banyak yang enggan melapor. Pelaku pun kerap menggunakan kekuatan dan kekuasaan untuk membungkam kasus. Membuat isu kekerasan pada perempuan seperti fenomena gunung es yang sulit dipecahkan.
Hal itu terungkap dalam Rembuk Etam Goes to Campus di Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), Jumat (22/3). Forum diskusi yang digagas Kaltim Post bersama Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) Kaltim itu turut dihadiri Ketua IKA UB Kaltim yang juga Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara Myrna Asnawati Safitri, Direktur Kaltim Post Erwin Dede Nugroho, dan Wakil Direktur Bidang Kerja Sama dan Humas Polnes Said Keliwar.
Mengutip data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) mencatat, sejak 2019 lalu, terjadi 623 kasus kekerasan. Meningkat pada 2020 menjadi 656 kasus. Sempat menurun tahun 2021 menjadi 551 kasus. Namun, melonjak drastis pada 2022 dengan 945 kasus.
Selengkapnya dapat dibaca di link berikut :
Live Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=I0QlNylK7xI&t=980s
Atau versi cetak berikut :
Sumber : Kaltim Post